Fira | Puisi

Tangan-tangan Mungil Menggapai Langit Cinta

Duka adalah angin kelam yang telah berlalu
Yang terus membayangi
Dan menghinggap
Pada butir air mata kerinduan

Usia mata beningmu yang sangat muda
Hati sucimu yang mempesona
Bibir manismu yang merah merekah
Dan musim umurmu
Yang penuh kegurauan
Tapi telah kau tebar cinta hangat itu
Pada langit bahagia kehidupanmu

Kau bertanya padaku
Tentang percikkan
Cahaya sang surya
Percayalah
Kilauannya tak seterang
Mata bunda

Tatapan sang bunda
Yang menghadirkan kehangatan cinta
Menggantikan sinarnya mentari
Menjadi cahaya abadi rindunya

Kau bertanya padaku
Tentang kokohnya langit
Yang bertonggak tanpa tiang
Percayalah
Kekuatannya tak setangguh
Bahu ayah

Dikala ia memanggulmu
Dengan kasih dan sayang
Serta keikhlasan cintanya

Hasrat ayah bunda
Selalu hadir
Pada langit malam kasihmu
Berkelap-kelip
Menyinari kelam dan cerah hidupmu

Apakah kau tahu?
Bunda…
Bunda adalah sinar mentari yang luar biasa
Sebab ia
Menciptakan kehidupan cinta
Dan menaburinya dengan senyum

Kau tahu?
Ayah…
Ayah adalah tetesan air keikhlasan
Sebab ia
Memberikan jalan untuk melangkah

Sanubari cintamu pada ayah bunda
Telah kau curahkan
Dalam munajat dan tetesan rindumu

Kau pun melangkah
Untuk melukis puisi cinta
Bagi sang ayah bunda kesayanganmu

Ku yakin…
Tangan-tangan mungilmu dapat mengukir langit
Dengan kata cinta
Pada senandung ayah bunda


0 komentar:

Posting Komentar

Design by WPThemesExpert | Blogger Template by BlogTemplate4U